PTV – Catatan Kutipan : Rio Batin Laksana | Tahun 2024 telah berlalu berbagai tantangan telah kita hadapi dimana sepanjang masa tahun lalu, hubungan dengan keluarga, relasi sosial, pekerjaan, keuangan, pendidikan, hingga kesehatan tentunya terselip suka ataupun duka cerita diantara semua hal itu.
Namun kerap kita sebagai Insan, melupakan akan adanya Sang Pencipta yang selalu senantiasa berada lebih dekat dari urat leher Manusia, seperti Referensi kutifan dari ayat Al-Qur’an, Surat Qaf ayat 16.
“Wa laqad khalaqnal-insāna wa na’lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd”.
Artinya : Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya, juga
kedekatan yang dimaksud dalam ayat itu bukan dalam artian kedekatan secara fisik, melainkan kedekatan dalam arti ilmu yang mencakup segalanya.
Hari ini Rabu 1 Januari Tahun 2025 telah dimulai, utamanya Penulis mengajak untuk diri sendiri ataupun juga berbagi kepada Audiens, karena awal ini bisa kita syukuri sebab sejatinya syukur adalah awal dari, “kebahagiaan yang hakiki,”menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin.
Kebahagiaan yang hakiki dapat diraih melalui Keimanan dan Ketaqwa’an kepada Allah, yang mungkin bisa kita awali dengan intropeksi mengenal diri sendiri, berdamai dengan lingkungan, serta dapat menemukan arah tujuan hidup dengan rumusan langkah-langkah yang nyata dan tetap menjadi landasan paling utama yaitu menjaga konsistensi diri.
Sering juga nampak banyak fenomena fakta, dalam perjalan kebiasaan hidup manusia yang kerap kita jumpai, apakah memang sudah menjadi tujuan yang abadi atau juga memang dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan manusianya (kebodohan).
Sehingga kebanyakan diantara kita terjebak dalam mengejar “kebahagian majasi” yang merupakan kebahagian duniawi saja yang bersifat sementara di alam yang fana ini, jika berpacu pada capaian dunia saja tentu mudah dapat diraih oleh semua orang, baik yang beriman ataupun tidak,” Menurut penjelasan seorang Imam yang lahir di kota Thusi sekitar pertengahan abad ke-5 H (450H/1058M), dan meninggal dunia pada tahun 505H/1111M, seorang Ulama yang dikenal sebagai hujjatul Islam Ia memiliki wawasan ilmu yang luas (Al-Ghazali). *RBL