Pringsewu TV – Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama[ PCNU ] kabupaten Pringsewu, K.H. Ahmad Sujadi Saddad mengajak kepada seluruh kader Fatayat agar terus membumikan nilai-nilai yang telah digelorakan pahlawan nasional R.A Kartini dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini ia sampaikan dalam sambutan Pengajian Triwulan Fatayat NU Ranting Patoman Dalam Rangka Halal bihalal, Harlah Fatayat ke-74 sekaligus memperingati Hari Kartini di Pekon Patoman kecamatan Pagelaran Pringsewu. Ahad 21 April 2024.
Abah Jadi demikian ia disapa menuturkan, RA Kartini tidak hanya sosok Pejuang Nasional tapi juga santri dari ulama besar asal Semarang Jawa tengah yakni KH.Sholeh Darat.
Bukti RA Kartini seorang santri menurut Abah Jadi, nampak dari buku karyanya dengan judul “Habis Gelsp Terbitlah Terang” yang terinspirasi saat mengaji tafsir Al Quran Faidlul Rahman karya kiai Sholeh Darat yang terdapat di surat Al Baqarah ayat 257 yang berbunyi:
“Allâhu waliyyulladzîna âmanû yukhrijuhum minadh-dhulumâti ilan-nûr, artinya: Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan menuju cahaya (iman).” Jelasnya.
Dari tafsir ayat tadi menurutnya ada tiga macam kegelapan yang harus dihindari oleh seorang muslim yaitu : pertama, kegelapan dari syirik seperti menyekutukan Allah, menuhankan nafsu,, kedua, kegelapan kufur; seperti tidak mau menerima kebenaran dan tidak bersyukur
” Yang ketiga ialah kegelapan karena zalim, sebab semena-semena dan menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.’ Terangnya.
Melalui teladan dan perjuangan RA Kartini kaum wanita Indonesia dibangunkan kesadaranya akan pentingnya pendidikan dan kontribusi wanita bagi kemandirian pribadi dan kemerdekaan dari belenggu penjajahan.
“Ibu kartini menginspirasi wanita indonesia melalui buku Habis Gelap Terbitlah Terang, maka saya menghimbau kepada Fatayat agar berperan menerangi kegelapan yang ada di tengah masyarakat.”Harapnya.
Ditempat yang sama , ibu nyai Siti Halimah dalam mauidhoh hasanahnya menyampaikan pentingnya mempertahankan kualitas ibadah selama bulan suci Ramadhan ke dalam bulan-bulan berikutnya. Bulan ramadhan seyogyanya menjadi titik balik membentuk pribadi muslim yang fitrah. Ramadhan diharapkan membersihkan keburukan dan berganti menjadi pribadi yang lebih baik.
Karenanya untuk menyempurnakan kebersihan dari dosa dan kesalahan ia mengajak agar seorang muslim dapat saling memaafkan satu dengan lainya, menghindarkan diri dari permusuhan, mengghibah dan berupaya terus berbakti kepada orang tua dan berbakti kepada suami
Hadir pada acara bertema ‘mempererat silaturahmi membumikan nilai-nilai Kartini’ Ketua PCNU Pringsewu, Camat Pagelaran dan sejumlah tokoh masyarakat.[junaSr]