PRINGSEWU TV – Flores, Nusa Tenggara Timur | Pengamat ekonomi Ibassadino, asal Pringsewu, Lampung yang saat ini berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), menilai dinamika politik di tahun 2025 akan sangat menentukan arah pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2026. (6 Oktober 2025)
Menurutnya, tahun ini menjadi masa yang krusial bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk memastikan kebijakan politik tidak menimbulkan ketidakpastian ekonomi di tengah perubahan global.
“Kita melihat geliat politik semakin kuat di akhir 2025. Namun, yang harus diingat adalah stabilitas politik itu sangat menentukan iklim ekonomi. Ketika politik tenang, investor percaya, dan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan,” ujar Ibassadino saat ditemui di Flores, Senin (6/10).
Ibassadino menegaskan bahwa kebijakan ekonomi nasional di tahun mendatang perlu diarahkan pada penguatan sektor produktif, terutama pertanian, perikanan, dan UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah, termasuk di wilayah timur Indonesia.
Ia menilai, potensi ekonomi di NTT cukup besar, tetapi sering terkendala oleh kebijakan pusat yang belum sepenuhnya berpihak pada daerah.
“Daerah seperti NTT punya kekayaan alam dan sumber daya manusia yang luar biasa. Kalau didukung kebijakan politik yang tepat, NTT bisa menjadi lumbung ekonomi baru di kawasan timur,” tambahnya.
Selain itu, Ibassadino juga mengingatkan bahwa menjelang 2026, pemerintah perlu menjaga harga bahan pokok, memperluas lapangan kerja, dan mendorong ekonomi digital agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya dirasakan di kota besar, tetapi juga sampai ke desa-desa.
“Politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Ketika politik stabil, ekonomi rakyat ikut bergerak. Tapi kalau terjadi gesekan politik, dampaknya langsung terasa di pasar, di harga-harga, dan di daya beli masyarakat,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Ibassadino berharap para pemimpin politik di tingkat nasional maupun daerah mampu menjaga komunikasi dan komitmen terhadap kesejahteraan rakyat.
“Kita butuh pemimpin yang berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya pada kepentingan politik jangka pendek,” tegasnya. (Iyan)